Jumat, 25 Maret 2016

Kegiatan Menyambut Hari Raya Nyepi Tk. Tat Twam Asi Kuta Selatan Tahun 2016

Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Sangat berbeda dengan perayaan tahun baru yang ada, seperti: Tahun baru Masehi atau Tahun Baru Islam (Hijriyah). Perayaan Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa guna menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Dengan perayaan nyepi ini Tk. Tat Twam Asi merayakan untuk mengenal nilai-nilai luhur di Bali, mengenalkan apa makna nyepi sejak dini.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nyepi is the Hindu New Year celebration by the calendar or Saka calendar, which began in 78 Masehi. Very different from the New Year celebrations that exist, such as: New Year Masehi or Muslim New Year (Hijriah). New Year celebration Saka in Bali begins with a retreat that aims to appeal to the presence of God Almighty (Ida Sang Hyang Widi Wasa to purify Bhuana Alit (human nature) and Bhuana Court (universe). With the celebration of Nyepi is Tk. Tat Tvam Asi celebrated to recognize the great value in Bali, introducing what the Nyepi early.

 



Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Jadi pada tahun 2015 merupakan perayaan Hari Raya Nyepi yang ke-1937. Sangat berbeda dengan perayaan tahun baru yang ada, seperti: Tahun baru Masehi atau Tahun Baru Islam (Hijriyah). Perayaan Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa guna menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Semua kegiatan perdagangan atau perkantoran berhenti secara total. Bahkan, Bandara Internasional Ngurah Rai dan stasiun televisi pun berhenti tayang. Hanya rumah sakit yang bisa melakukan operasinya, jika dalam keadaan gawat darurat. Jika ada warga yang mau menyalakan lampu penerangan bagi yang mempunyai bayi perlu adanya perijinan dari banjar. Itu pun hanya lampu yang mempunyai daya terang kecil.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/casmudi/hal-hal-menarik-mengenai-hari-raya-nyepi-di-bali_552a3da56ea834094e552d9d
Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Jadi pada tahun 2015 merupakan perayaan Hari Raya Nyepi yang ke-1937. Sangat berbeda dengan perayaan tahun baru yang ada, seperti: Tahun baru Masehi atau Tahun Baru Islam (Hijriyah). Perayaan Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa guna menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Semua kegiatan perdagangan atau perkantoran berhenti secara total. Bahkan, Bandara Internasional Ngurah Rai dan stasiun televisi pun berhenti tayang. Hanya rumah sakit yang bisa melakukan operasinya, jika dalam keadaan gawat darurat. Jika ada warga yang mau menyalakan lampu penerangan bagi yang mempunyai bayi perlu adanya perijinan dari banjar. Itu pun hanya lampu yang mempunyai daya terang kecil.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/casmudi/hal-hal-menarik-mengenai-hari-raya-nyepi-di-bali_552a3da56ea834094e552d9d
Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Jadi pada tahun 2015 merupakan perayaan Hari Raya Nyepi yang ke-1937. Sangat berbeda dengan perayaan tahun baru yang ada, seperti: Tahun baru Masehi atau Tahun Baru Islam (Hijriyah). Perayaan Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa guna menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Semua kegiatan perdagangan atau perkantoran berhenti secara total. Bahkan, Bandara Internasional Ngurah Rai dan stasiun televisi pun berhenti tayang. Hanya rumah sakit yang bisa melakukan operasinya, jika dalam keadaan gawat darurat. Jika ada warga yang mau menyalakan lampu penerangan bagi yang mempunyai bayi perlu adanya perijinan dari banjar. Itu pun hanya lampu yang mempunyai daya terang kecil.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/casmudi/hal-hal-menarik-mengenai-hari-raya-nyepi-di-bali_552a3da56ea834094e552
Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Jadi pada tahun 2015 merupakan perayaan Hari Raya Nyepi yang ke-1937. Sangat berbeda dengan perayaan tahun baru yang ada, seperti: Tahun baru Masehi atau Tahun Baru Islam (Hijriyah). Perayaan Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa guna menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Semua kegiatan perdagangan atau perkantoran berhenti secara total. Bahkan, Bandara Internasional Ngurah Rai dan stasiun televisi pun berhenti tayang. Hanya rumah sakit yang bisa melakukan operasinya, jika dalam keadaan gawat darurat. Jika ada warga yang mau menyalakan lampu penerangan bagi yang mempunyai bayi perlu adanya perijinan dari banjar. Itu pun hanya lampu yang mempunyai daya terang kecil.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/casmudi/hal-hal-menarik-mengenai-hari-raya-nyepi-di-bali_552a3da56ea834094e552d9d
Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Jadi pada tahun 2015 merupakan perayaan Hari Raya Nyepi yang ke-1937. Sangat berbeda dengan perayaan tahun baru yang ada, seperti: Tahun baru Masehi atau Tahun Baru Islam (Hijriyah). Perayaan Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi yang bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widi Wasa guna menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Semua kegiatan perdagangan atau perkantoran berhenti secara total. Bahkan, Bandara Internasional Ngurah Rai dan stasiun televisi pun berhenti tayang. Hanya rumah sakit yang bisa melakukan operasinya, jika dalam keadaan gawat darurat. Jika ada warga yang mau menyalakan lampu penerangan bagi yang mempunyai bayi perlu adanya perijinan dari banjar. Itu pun hanya lampu yang mempunyai daya terang kecil.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/casmudi/hal-hal-menarik-mengenai-hari-raya-nyepi-di-bali_552a3da56ea834094e552d9d

0 comments:

Posting Komentar